Contoh
Cerpen 800 kata betema Lingkungan Hidup
Awan Gelap
Dari kejauhan kulihat awan gelap mengerikan menutupi langit
kota lamongan.Menghalangi pancaran sinar matahari pagi yang terkadang tak
terkalahkan tanpa kusadari aku melangkah keluar rumah.Di sekelilingku tampak
bangunan-bangunan beton yang sekarang telah mencengkram tanah,yang dulu
menghasilkan tanaman-tanaman indah yang memberikan oksigen pada umat
manusia.Ini sangatlah berbeda di zaman lampau jalanan-jalanan masih dipenuhi
pohon-pohon rindang ,dipohon rindang itu pula banyak burung-burung berkicau
untuk menarik pasangan .Sekarang yang tersisa hanyalah pohon-pohon perdu yang
hanya setinggi manusia yang tidak akan mampu menghisap polusi udara sebegitu
besarnya.
Apakah keindahan alam yang dianugerahkan tuhan ini harus
dikorbankan demi pesatnya pembangunan? Apakah tak ada hal lain yang bisa
dikorbankan selain keindahan alam? Apakah ini yang telah digariskan oleh tuhan
.Zaman telah merubah keadaan, keadaan yang dulu hijau segar kini berubah
menjadi kering kerontang .
Untung aku masih sempat merasakan segarnya alam.Pemanasan
global sangat mengubah wajah dunia.
Aku lahir dikota yang dahulunya sejuk dan segar yaitu kota
Lamongan.Kota kecil Penuh kenangan .Disana aku dilahirkan,disana aku hidup dan
mengejar impian .Disanalah aku mendapat teman-teman.Aku bersekolah di sebuah
Madrasah Aliyah dikota Lamongan .Madrasah terletak di jalan veteran ,Madrasahku
lingkungannya asri dan hijau mungkin karena mengejar titel “Adiwiyata” mungkin
karena itu madrasahku mengorbankan kepentingan siswa yang mengikuti ekstra
futsal karena disebelah ma’had putri ada tanah kosong yang hanya diperuntukkan
untuk taman dan pohon-pohon rindang yang seharusnya dapat dibuat lapangan
futsal tak ayal siswa yang mengikuti ekstra futsal itu sangat membenci program
Adiwiyata.Pernah seorang dari teman ku bertanya pada Waka sekolah bidang sarana
prasarana yang bernama pak Jahid ,teman ku bertanya”Pak,kapan dibangun lapangan
futsalnya ,kami kan sudah lama menunggu terlalu lama ,apa memang hanya bisa
bermain futsal di lapangan yang sebenarnya tak layak untuk dijadikan tempat
bermain futsal,plesteran lapangannya itu saja banyak yang berlubang”.Pak Waka
Sarana Prasarana menjawab “Sabar nak,di anggaran pembangunan sarana prasaran
madrasah ini tidak ada anggarannya untuk pembuatan lapangan futsal yang ada
malah anggaran untuk mengelola tanah sebelah ma’had putri sebagai lahan
penghijauan untuk Adiwiyata.Teman ku
menjawab” Ya pak-pak.berarti tahun ini kami tidak bisa memiliki lapangan futsal
yang baru ya pak,padahal kami sudah menunggu selama 1 tahun dari kelas 10
sampai sebelas,masa kami harus menunggu lagi selama 1 tahun lagi pak kan keburu
kelas 3 pak .Pak Waka sarana dan Prasarana pun mengelus-ngelus pundak temanku
yang bertanya tadi dan berkata “Sabar ya nak,Adiwiyata mungkin lebih
diprioritaskan daripada pembangunan lapangan futsal ,tapi insyallah bapak akan
mengusulkan pembuatan lapangan futsal baru pada saat rapat pembahasan anggaran
pembangunan Madrasah.Temanku menjawab “Anda harus berjanji ya pak untuk membuat
lapangan futsal”.Pak Waka sarana prasarana menjawab “Insyallah nak”Setelah
berbincang-bincang dengan temanku itu Pak Waka Sarana Prasarana lalu
melanjutkan mengajar pelajaran PKN di kelas.Pak Jahid mungkin sebetulnya
bingung antara membangun lapangan futsal atau melanjutkan program adiwiyata,pak
Jahid adalah tokoh yang sangat cocok sebagai jembatan aspirasi .Menurutku
pembangunan lapangan futsal baru itu boleh saja dan program adipura itu juga
baik .Sebetulnya bisa membangun lapangan futsal itu namun apabila lapangan
futsal itu dibangun lantas pohon-pohon yang dilahan itu akan ditebang mungkin
Madrasah akan kalah atau tereliminasi saat mengikuti program Adiwiyata.Aku pun
tidak mau memihak salah satu pihak antata yang pembangunan lapangan futsal
dengan program adiwiyata .karena yang paling penting menurutku adalah
keseimbangan bangunan beton-beton yang mencengkram tanah dengan alam yang
diwakili oleh tanah pohon rindang dan berbagai macam tumbuhan.Mungkin hanya
itulah yang ada dibenakku.
Oh iya aku lahir di Kelurahan Tlogoanyar gg.Anggrek Lamongan.Aku
menetap di Kelurahan Tlogoanyar sejak tahun 2001 disaat itu Tlogoanyar hanyalah
Sawah dan Tambak milik penguasa tanah yaitu Pak Ngatiran dan hanya ada beberapa
rumah saja waktu itu sekarang ditahun 2015 ini semuanya telah berubah yang
dahulunya sawah dan lading kini telah dipenuhi oleh perumahan dan rumah yang
aku pun tak tahu itu milik siapa mereka menjejali setiap inci tanah yang ada
,mereka berlomba-lomba membangun bangunan super mewah dan hanya menyisakan
sedikit tanah untuk pekarangan rumah.mungkin kota lamongan sebentar lagi akan
seperti kota metropolitan ,Surabaya yang memikat orang-orang perantauan yang
mencari nafkah bagi anak istrinya dirumah.Surabaya memang menawarkan madu bagi
para pencari kerja namun apakah itu sebanding dengan harga sifat social yang
semakin menipis dikarenakan oleh uang semata.akankah kita akan diperbudak oleh
uang .Mungkin beberapa puluh tahun lagi kita akan diperbudak oleh benda yang
terbuat dari logam dan kertas .Mungkin dibanyak kota lain selain kota Lamongan
dan Surabaya telah terjadi pembangunan yang tidak melihat dampak lingkungan dan
sosialnya.
Sampai saat ini tidak ada peraturan yang mengatur tentang
pembatasan pembangunan oleh pemerintah .pemerintah harus segera membuat
peraturan tentang pembatasan bangunan-banguna dan tentang dampak social dan
dampak lingkungan apabila bangunan itu dibangun.Mungkin pemerintah telah
menerima uang sekoper dari pihak pengusaha untuk uang tidak membuat peraturan
itu.Jika ini terus berlangsung mungkin anak cucu kita hanya akan dapat bermimpi
dapat menikmati sejuk dan segarnya kota lamongan.
Oleh:M.Farih Rizki
Pratama
No comments:
Post a Comment