CONTOH CERPEN
1000 KATA BERJUDUL ASAL-USUL DESA KOWAK YANG MENCERITAKAN KEHIDUPAN DESA KOWAK PADA ZAMAN DAHULU
Asal Usul Desa Kowak
Suatu
pagi kulihat matahari terbit dari ufuk timur, kudengar suara nyaring kokokan
ayam yang membangunkan ku dari mimpi yang indah.Tanpa kusadari kaki ku sudah
melangkah keluar dan kududuk dibawah pohon rindang yang daun nya melambai-lambai karena diterpa
angin yang segar, yang banyak dihinggapi burung - burung kecil yang sedang
berkicau, seakan - akan kusedang mendengarkan lantunan musik yang merdu. Dan
kuhirup udara pagi itu, aku merasakan udara yang sejuk dan asri. Dan kulihat di
sekeliling ku banyak bunga warna warni yang diatasnya ada kupu - kupu yang
sedang menikmati keharuman dari bunga bunga itu, bagai pelangi kecil yang
bersinar dan di temani beraneka ragam daun kecil yang sudah mengering dan
ranting - ranting yang berserakan tak beraturan. Seperti itulah gambaran
desaku, tempat dimana aku dilahirkan oleh kedua orang tuaku. Yang disebut
dengan desa Kowak, desa kecil sejuta cerita.
Kowak
adalah istilah jawa yang artinya “Lubang” atau istilah lain “Krowak”. Pemakaian
kata kowak berasal dari sebuah tragedi tragis yang dialami oleh salah satu
tetua desa, yaitu Pak Inggi. Ketika itu Ia sedang dalam perjalanan pulang dari
desa Wanar kecamatan Pucuk. Satu - satu nya alat transportasi yang berlaku pada
saat itu adalah Kuda.
Sebelum
istilah “Kowak” digunakan nama sebelumnya adalah desa “Wono Sari”. Wono sendiri
artinya hutan, sedangkan Sari berarti bunga. Sebutan Wono Sari itu tentu masuk
akal, mengingat hingga saat ini sebagian besar wilayah Kowak adalah wilayah yang
banyak sawah nya dan ditumbuhi pepohonan - pepohonan yang besar, seperti pohon
jati,selubin,kesambi dan soko. Tetapi waktu telah berlalu, lambat laun pohon - pohon
tersebut sudah banyak yang di tebangi untuk pembagunan rumah dan masjid. Dan banyak
sawah - sawah yang sudah menghilang akibat di alih fungsikan menjadi perumahan.
Suatu
saat Pak Inggi tiba di desa Wono Sari, tiba - tiba kuda kesayangan nya yang
dinaiki untuk pergi ke desa Wanar memberontak dan marah, seketika itu pun Pak
Inggi terkejut dan jatuh. Lalu punggung Pak Inggi di gigit hingga berlubang
oleh kuda kesayangan nya, atau “Krowak”. Gara - gara kejadian inilah maka desa
Wono Sari diubah nama nya menjadi desa “Kowak”. Dari perpindahan nama itu desa
Kowak banyak mengalami perubahan, yang awal nya banyak dihuni pepohonan dan
sawah - sawah sekarang menjadi desa yang padat dengan rumah - rumah. Dahulu nya
persawahan di desa Kowak adalah sawah yang subur, karena di area
persawahan terdapat tempat penampungan
air ( Irigasi ) yang mengelilingi area persawahan, yang digunakan sebagai
penampungan air pada saat musim hujan.
Dimana air nya berasal dari dataran - dataran
tinggi sekitar desa. Dengan irigasi inilah masyarakat desa Kowak melakukan
penanaman padi hingga dua kali dan penanaman tembakau, tanpa takut kekeringan
atau kekurangan air pada saat musim panas.
Dahulu
irigasi ini juga dapat digunakan untuk memandikan hewan kerbau dan sapi, karena
masyarakat setempat banyak yang memelihara hewan kerbau dan sapi untuk di
gunakan membajak sawah secara tradisional. Dan sekarang hewan - hewan tersebut
hanyalah cerita belaka, perubahan ini kemungkinan besar di sebankan oleh pola hidup sosial dan produksi serta
kemajuan teknologi pada masyarakat . Dan sistem pembalakan atau pembajakan
hewan berubah menjadi sistem hewan ternak atau hewan peliharaan, disamping itu
permintaan daging hewan ternak di pasar semakin tinggi, karena harga jual hewan
- hewan tersebut cukup tinggi dan merubah pola fikir masyarakat yang menginginkan
kesejahteraan kepada keluarga nya. Di samping itu juga ada faktor lain yaitu
irigasi yang dahulu digunakan masyarakat untuk mengairi area persawahan dan
memandikan hewan sekarang sudah tidak ada karena dihilangkan untuk dijadikan
jalan dan rumah, hal ini yang menyebab kan hilang nya hewan - hewan yang
digunakan untuk pembajakan sawah.
Penduduk
desa Kowak sebagian besar sangat menggantungkan hidupnya dari produksi
pertanian sawah, dengan sawah ini mereka dapat memproduksi tanaman
padi,tembakau,kacang dan kedelai. Tapi sekarang banyak para petani yang
mengubah sawah nya menjadi perumahan,ditanami pohon jati dan ada juga yang
dibiarkan tanpa di rawat. Mereka tidak berprofesi lagi menjadi petani melainkan
merantau pergi keluar kota dan banyak para pemuda yang sekolah maupun bekerja
di kota. Inilah yang mejadikan kondisi
desa mengalami krisis tenaga kerja produktif di sektor pertanian. Akhirnya
pelan - pelan dan pasti banyak lahan - lahan persawahan yang sebelum nya
produktif menjadi terbengkalai.
Dan
sekarang aku melihat desa kowak menjadi tempat yang sangat berbeda, banyak anak
- anak kecil sudah di biarkan oleh orang tuanya untuk menggunakan kendaraan
bermotor yang semesti nya belum mereka gunakan yang setiap hari berlalu lalang
di jalan tiada hentinya. Dan banyak asap - asap dari pabrik tembakau yang
membumbung tinggi seakan - akan menutupi awan putih di langit yang biru dan
menghalangi matahari untuk memancarkan sinar nya. Langit seketika itu pun
berubah warna nya menjadi pucat saat asap - asap kendaraan dan pabrik mengumpul
menjadi satu. Dahulunya pabrik - pabrik
tersebut belum ada tetapi sekarang banyak pabrik yang didirikan alasan nya desa
kowak banyak memproduksi tanaman tembakau.
Lalu
aku sejenak berfikir merenungkan, kenapa desa saya yang semula hijau dan sejuk
tapi sekarang berubah seratus delapan puluh derajat menjadi desa yang panas,
kering, dan gersang. Dan aku pun mendatangi teman ku dan bertanya,“ kenapa desa
kita berubah “ ujar ku. Teman ku menjawab,” mungkin ini akibat tidak adanya
rasa kasih sayang terhadap lingkungan”. Aku pun bertanya lagi,” maksud nya
gimana ?”. Dia menjawab pertanyaan ku dengan lugas,” mereka yang tidak pernah
memikirkan keadaan lingkungan nya, yang mereka fikirkan hanya lah cuma hidup
kaya. Tanpa mereka sadari perbuatan yang dianggap nya sebelah mata ternyata
dampak nya sangat merugikan “.
Dan
aku pun menyimpulkan sebagai manusia kita hanya meminta kepada alam, tetapi
alam sekitar tidak pernah menuntut kepada manusia. Mereka hanya ingin dirawat
dan dicintai, justru manusia lah yang membutuh kan alam. Tanpa alam manusia
tidak akan hidup dan tidak akan pernah dilahirkan, padahal manusia setiap hari
menghirup oksigen dari tumbuhan. seharus nya manusia sadar akan hal itu. Bukan
sadar ketika alam sudah meluapkan kemarahan nya.
PENULIS: MUCHID MURTADHO